ADAD MA'DUD - PENULISAN JUMLAH ANGKA DALAM BAHASA ARAB

Thursday, September 1, 2022

 Apa itu Adad dan Ma'dud ?

Adad adalah kalimah yang menunjukkan bilangan, sedangkan ma’dud adalah kalimah yang bilangannya ditunjukkan oleh ma’dud.

'Adad : Bilangan > 1, 2, 3 dst

Ma'dud : Yang Dibilang/Dihitung > 3 Rumah, 4 Istri dst

Hukumnya disesuaikan dengan ma’dud, dalam arti ia menjadi mudzakkar jika bersama ma’dud mudzakkar dan muannats jika bersama ma’dud muannats.

Adapun kedudukan antara adad ma’dud pada “وَاحِدٌ” dan “إِثْنَيْنِ” adalah adad sebagai na’at (نَعْتٌ) dan ma’dudnya sebagai man’ut (مَنْعُوْتٌ), sehingga adad harus mengikuti i’rob ma’dudnya. Lihat contoh berikut:


Adad “ثَلَاثَةٌ” sampai dengan “عَشْرَةٌ” hukumnya adalah harus mu’annats ketika ma’dudnya mudzakkar, dan harus mudzakkar ketika ma’dudnya muannats.
Adapun kedudukan adad ma’dud di sini adalah adad sebagai mudlof (مضاف) dan ma’dud sebagai mudlof ilaih (مضاف إليه), sehingga ma’dud harus terbaca jarr

Cara mengetahui mudzakkar/muannatsnya ma’dud adalah bukan dengan menggunakan dalil “كلّ جمع مؤنّث” (setiap jama’ berhukum muannats), melainkan dengan mengembalikan ma’dud ke bentuk mufrodnya contoh “رِجَالٌ” mufrodnya adalah ‘ رَجُلٌ

“نِسَاءٌ” mufrodnya adalah “إِمْرَأَةٌ”,

” أَقْلَامٌ ” mufrodnya adalah “قَلَمٌ”,

dan “أَيْدٌ” mufrodnya adalah “يَدٌ”.

Adad “أَحَدَ عَشَرَ”, “إِثْنَا عَشَرَ”, dan “ثَلَاثَةَ عَشَرَ” sampai dengan “تِسْعَ عَشْرَةَ”

اَحَدَ عَشَرَ sampai تِسْعَةَ عَشَرَ sudah termasuk murokkab mazji, sehingga dibaca mabni fathah kedua bagiannya.

Hukum adad “أَحَدُ” dan “اِثْنَيْنِ” serta adad “ثَلَاثَةٌ” sampai dengan “عَشْرَةٌ” di atas tetap berlaku hingga kondisi murokkab (belasan) yaitu adad “أَحَدَ عَشَرَ” sampai dengan “تِسْعَ عَشْرَةَ”. Dalam artian untuk adad “أَحَدُ”dan “اِثْنَيْنِ” menyesuaikan ma’dud dalam hal mudzakkar dan muannatsnya. Lalu untuk adad “ثَلَاثَةُ” sampai dengan “عَشْرَةٌ” mudzakkar ketika ma’dudnya muannats, dan muannats ketika ma’dudnya mudzakkar. Kecuali “عَشْرَةٌ”-nya (bagian kedua dari murokkab), ia menyesuaikan kepada ma’dudnya dalam hal mudzakkar dan muannats karena sudah murokkab.

Adapun kedudukan ma’dud di sini adalah sebagai tamyiz dari adad, sehingga ma’dud dibaca nashob.


Hukum adad yang mengikuti wazan “فَاعِلٌ”/Adad Tartibi (urutan)

Jika adad mengikuti wazan “فاعل” maka menyesuaikan ma’dud dalam hal mudzakkar dan muannatsnya, baik mufrod (satuan) maupun murokkab (belasan).

Adapun kedudukan adad ma’dud di sini adalah adad sebagai na’at (نَعْتٌ) dan ma’dudnya sebagai man’ut (مَنْعُوْتٌ), sehingga adad harus mengikuti i’rob ma’dudnya.

نحو

الْبَابُ الرَّابِعُ

Bab ke-empat

الْبَابُ الرًّابِعَ عَشَرَ

Bab ke-14

الصَّفْحَةُ الْعَاشِرَةُ

Halaman ke-10

الصَّفْحَةُ التَّاسِعَةَ عَشْرَةَ

Halaman ke-19

Hukum huruf “ش” pada “عشرة/عشر”

Hukum huruf “ش” pada “عشرة/عشر” dibaca fathah ketika ma’dud mudzakkar dan sukun ketika ma’dud mua’nnats.


















0 comments:

Post a Comment

HURUF JAR

LPBA IMAM MALIK

LPBA IMAM MALIK

IMARAT

IMARAT

Adawatul Istifham

Adawatul Istifham