Adawatul Istifham
Adawatul istifham adalah kata-kata yang digunakan untuk bertanya. Singkatnya perangkat kata tanya dalam padanan bahasa Indonesia.
Adawatul istifham ini terbagi menjadi Isim dan Huruf . Semuanya memiliki makna pertanyaan. Perbedaannya hanya pada unsur keisiman dan kehurufannya saja. Berikut 13 adawatul istifham1.
الهمزة
2.
هَلْ
3.
مَنْ
4.
مَنْ ذَا
5.
مَا
6.
مَاذَا
7.
مَتَى
8.
أيَّانَ
9.
أَيْنَ
10.
كَيْفَ
11.
أنَّى
12.
كَمْ
13.
أَيُّ
Nomor satu dan dua (أ
dan هل) adalah huruf istifham, sementara sisanya
termasuk isim istifham. Masing-masing memiliki makna dan kekhususan tersendiri.
Isim
Istifham
Pengertian isim Istifham adalah isim yang
mubham(samar maknanya) digunakan untuk mencari tahu sesuatu. Singkatnya
adalah kalimah isim untuk bertanya. Jumlah isim istifham
adalah sebelas.
مَنْ، ومَنْ ذَا، ومَا، ومَاذَا، ومَتَى، وأيَّانَ، وأَيْنَ، وكَيْفَ،
وأنَّى، وكَمْ، وأَيُّ
Man dan mandza (مَنْ, مَنْ
ذَا) artinya siapa, untuk menanyakan terhadap orang yang berakal
(syakhs al aqil). Man dan mandza ini bermakna siapa. contoh مَنْ ذا مُسافرٌ؟ artinya siapa yang pergi?
Terkadang makna yang dikandung istifham ini
bersamaan dengan makna nafi ingkari (penyangkalan
negasi) seperti contoh:
Siapa
yang mampu melakukan ini. Kalimat tanya dalam contoh tersebut tidak butuh
jawaban, melainkan hanya penyangkalan. Jadi arti dari contoh itu adalah: Tidak
ada yang mampu melakukan ini. Makna yang sama juga terdapat dalam al Quran
surah al Imran ayat 135:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya: Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Surat al
Baqarah ayat 255, mandzalladzi yasyfa’u ini
adalah pertanyaan tapi tidak membutuhkan jawab, artinya Tiada
yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Maa dan Madza (مَا dan مَاذَا) artinya apa, dipergunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak
berakal, seperti hewan, tumbuhan, perbuatan. Juga untuk menanyakan hakikat atau
sesuatu, baik berakal maupun tidak. Maa dam Madza
artinya apa. Contoh istifham:
ماذا ركبتَ artinya Apa yang Kamu kendarai?
ما الأسدُ؟ artinya Apa (hakikat) singa?
Mandza من ذا dan madza ماذا
dalam tarkib (kalimat) bisa berlaku sebagai istifham keduanya atau man مَنْ dan ma مَا
ditarkib sebagai istifham sedangkan dza ذَا
ditarkib sebagai maushul atau isim isyaroh.
Man
dan Ma selain sebagai istifham juga bisa berlaku menjadi maushul, syarat, atau
nakirah maushufah. Penentuan status keduanya tergantung rangkaian kalimat
sebelum dan sesuadahnya.
Mata
متى artinya kapan, adalah untuk menanyakan
waktu atau dzaraf. Baik zaman madhi atau mustaqbal. Contoh متى أتيتَ؟ kapan kamu datang? Contoh istifham mata
dalam al Quran:
مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ
Mata
nashrullah artinya “Bilakah datangnya pertolongan Allah? (Qs. al Baqarah ayat
214).
Hampir senada
dengan mata yaitu ayyana, أيَّانَ artinya bilakah atau
kapankah, ayyana ini untuk makna waktu. Dipergunakan hanya utnuk menanyakan
masa yang akan datang atau mustaqbal.
Kebanyakan penggunaanya besertaan faidah tafkhim atau tahwil (menakuti). Contoh
dalam Alquran:
يَسْأَلُونَ أَيَّانَ
يَوْمُ الدِّينِ
Yasaluna ayyana
yaumuddin artinya: mereka bertanya: “Bilakah hari pembalasan itu? (سورة الذاريات ayat 12) ayat selanjutnya berisi
jawabannya. Terkadang ayyana menggunakan makna syarath dan menjazamkan dua
fiil.
Aina, أيْنَ artinya dimana, berlaku untuk menanyakan
tempat keberadaan sesuatu. Contoh أينَ تتعلَمُ؟
dimana Kamu belajar?. Aina juga terkadang didahului huruf jer min maka menjadi pertanyaan tempat
terjadi sesuatu menjadi min aina artinya dari mana.
Selain itu aina juga bisa bermakna syarat yang menjazamkan dua fiil.
Kaifa, كَيْفَ artinya bagiamana, untuk keadaan, contoh كيفَ أنتَ؟ bagaimana keadaanmu/kondisimu? Selain
sebagai istifham, kaifa juga bersamaan makna taajub, nafi ingkari, taubih. Contoh kaifa makna ta’ajub:
كَيْفَ تَكْفُرُونَ
بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ
Mengapa
kamu kafir kepada Allah!, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan
kamu (Qs. Albaqarah ayat 28)
Kam كَمْ artinya berapa, ini untuk menanyakan adad/jumlah.
Sementara ayyun أَيُّ artinya yang mana,
digunakan untuk menentukan sesuatu. Contoh ayyun dalam Alquran:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ
سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا
Qs. Attaubah
ayat 124 artinya: Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di
antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu
yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?”
Huruf
Istifham
Huruf istifham
adalah kalimah huruf yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Huruf isitfham
ini termasuk bagian dari adawatul istifham. Jumlah huruf istifham ada dua, yaitu: hamzah dan hal.
Hamzah (أ)
istifham artinya apa atau apakah, digunakan untuk istifham mufrad dan jumlah.
Contoh huruf istifham hamzah: أخالدٌ شجاعٌ أم سعيدٌ؟
artinya Apakah Yang berani itu Khalid atau Said? dan اجتهدَ
خليلٌ؟ artinya Apakah Khalil itu rajin?
Hamzah ini juga
bisa masuk dalam kalam mutsbat (positif) seperti contoh di atas, Hamzah
istifhamiyyah juga bisa bersamaan dengan kalam manfi (negatif), seperti contoh
dalam Surat Alam Taro ayat ke1 dan 2: أَلَمْ تَرَ, Alam Taro artinya: Apakah kamu tidak
memperhatikan..? ini contoh hamzah dengan huruf Nafi sekaligus Amil jazm ‘Lam’
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ
Alam yaz’al
kaidahum artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu dayanya… Dalam
al Qur’an, banyak ditemukan contoh huruf istifham jenis ini, biasanya berbunyi
‘Alam’.
Huruf
istifham هَلْ, hal artinya apakah,
huruf hal ini hanya untuk jumlah mutsbat. Maka tidak diperkenankan membuat
istifham dengan hal pada kalam manfi. Contoh: هلْ
قرأتَ النَّحوَ؟ apakah Kamu membaca Nahwu?
0 comments:
Post a Comment